Kamis, 27 November 2014



DITULIS OLEH: DWI ANANTO WIDJOJO

Tahun 47 Sebelum Masehi:

Ketika itu Mesir berada di bawah kekuasaan Romawi. Dengan budayanya yang demikian tinggi serta kaya raya, lalu ditambah lagi posisinya yang strategis di wilayah timur, membuat Mesir menjadi propinsi yang sangat penting bagi Romawi. Itulah sebabnya Julius Ceasar bersama 2000 pasukannya kali ini mengunjungi Mesir untuk menagih pajak.

Raja Mesir Ptolomeus XII baru meninggal dunia setahun lalu. Maka saat itu tengah terjadi perebuatan kekuasaan antara Cleopatra dan adik perempuannya, Arsinoe, yang bersekongkol dengan adik lelakinya, Ptolemy. Keduanya didukung oleh pasukan Mesir yang loyal sehingga mereka berdua bisa leluasa tingal di istana, sementara Cleopatra diasingkan di daerah perbatasan.

Untuk merebut kembali kekuasaan dari saudaranya, Cleopatra menyelundupkan diri ke istana dengan cara menggulung dirinya ke dalam karpet yang hendak dihadiahkan kepada Julius Caesar. Sesaat setelah gulungan karpet itu terbuka, keluar lah Cleopatra sehingga bisa langsung bertatap muka dengan Ceasar. Langkah cerdik ini sangat mengesankan Ceasar, apalagi setelah mengenalnya lebih jauh, Ceasar makin terpesona. Bahwa dibalik kecantikan Cleopatra itu terdapat sifat yang berani mengambil resiko, ambisius tapi juga cerdik dan penuh perhitungan. Caesar makin kagum dan terpesona atas kepiawaian gadis ini dalam menghadapi laki-laki seperti dirinya. Keduanya pun kemudian saling terpikat dan juga saling mendukung ambisi masing-masing untuk menaklukkan dunia.


Hubungan itu selanjutnya mengarahkan Caesar untuk mendudukan Cleopatra sebagai Ratu dan penguasa Mesir yang sah. Perubahan kekuasaan ini jelas mengancam posisi Arsinoe dan Ptolemy. Itulah sebabnya kedua adik Cleopatra ini lantas melancarkan  pemberontakan. Pasukan Mesir yang jumlahnya 10 kali lipat dari pasukan Ceasar, sekaligus menguasai medan setempat, diperintahkan untuk menghancurkan kapal-kapal Romawi yang sedang bersandar di pelabuhan dan selanjutnya mengepung sisa-sisa pasukan Ceasar yang berada di dalam lingkungan istana.

Sebagai jendral yang telah banyak memenangkan pertempuran, Caesar tak gentar sedikitpun menghadapi situasi yang sangat genting seperti ini. Sebaliknya Caesar justru menggunakan lingkungan istana sebagai ajang pertempuran yang menguntungkan dirinya. Begitu gerbang istana dibuka, pasukan Mesir yang menyeruak masuk ke dalam langsung dibantai oleh Ceasar dan pasukanya yang terkenal mahir dalam pertempuran jarak pendek. Dalam pemberontakan itu Ceasar kehilangan 700 orang tentaranya, namun sebagai imbalannya, sekali lagi dia memenangkan pertempuran. Dan kali ini Mesir adalah hadiah yang paling berharga buat dirinya.

Ceasar dan Cleopatra merayakan kemenangan itu dengan berpesta pora. Usai pemberontakan, Mesir menjadi tenang kembali dan rakyat bisa bekerja seperti sedia kala. Bagi Ceasar Mesir memang negeri yang indah, juga kaya raya sehingga sangat layak dijadikan sebagai propinsi yang sangat penting buat kejayaan Romawi. Ditambah lagi dengan pesona Cleopatra yang sangat memikat hatinya. Kecantikannya dan birahinyanya itu mampu membuatnya lupa diri. Cleopatra baru berumur 21 saat bertemu Caesar, sedangkan Ceasar sendiri sudah berumur 50 tahun. Rentang beda umur yang jauh ini tak menghalangi keduanya dalam mereguk kenikmatan dunia.

Namun Caesar segera sadar, bahwa sensualitas dan erotisme adalah racun baginya. Bila sedang bersama Cleopatra, Caesar merasa kehilangan kontrol atas dirinya sendiri. Ditambah lagi khabar yang datang dari Roma sudah mulai mengusik perhatiannya. Maka dia segera bersiap meninggalkan Mesir untuk kembali ke Roma. Cleopatra berusaha mencegahnya, tapi keputusan Caesar sudah bulat. Ceasar hanya berjanji kepada Cleopatra bahwa dia akan kembali setelah urusannya di Roma selasai. Cleopatra jelas kecewa. Dia kemudian memutuskan untuk menyembunyikan kehamilannya.

* * *

Di Roma tengah terjadi pergolakan politik. Caesar dituduh oleh Senat terlalu lama meninggalkan Roma dan lebih memilih bersenang-senang di negeri jajahannya ketimbang mengurus negara. Maka Senat meminta pertanggung-jawaban Ceasar selaku kepala negara. Sementara di kalangan Senat sendiri telah terjadi perpecahan suara, antara kelompok yang mendukung Ceasar dan kelompak yang ingin menjatuhkannya. Namun setelah Ceasar hadir di ruang Senat dan mengingatkan prestasi-prestasi yang telah dicapainya selama ini, maka Ceasar tetap dinobatkan sebagaiImperator.

Kedudukannya yang makin kokoh ini membuat Caesar ingin mengundang Cleopatra ke Roma. Tapi Cleopatra menolak, dengan alasan tak dijemput sendiri oleh Ceasar. Sebetulnya ingin sekali ia bertemu Caesar. Hanya saja ia belum siap, karena saat itu dia tengah hamil tua. Jadi waktunya tidak tepat. Dia juga merasa malu dengan kondisi tubuhnya, sehingga tidak mungkin dia bisa leluasa menebar pesonanya dengan bentuk tubuh yang seperti itu. Setelah kelahiran anak lelakinya yang diberi nama Ptolemy Ceasar, dan kondisi tubuhnya pulih seperti sedia kala, barulah Cleopatra berangkat ke Roma.

Di Roma, Ceasar sangat terkejut ketika bertemu dengan Cleopatra, karena ada seorang anak laki-laki yang ternyata adalah anak kandungnya sendiri. Ini berarti pewaris tahta, dan ini berarti bisa membawa akibat buruk karena akan membawa perpecahan dan perang saudara. Maka Ceasar minta dengan amat sangat agar Cleopatra merahasiakan keberadaan anak kandung mereka itu. Sebagai seorang wanita, Cleopatra jelas sangat kecewa. Dan yang lebih mengecewakan lagi, itu berarti anaknya tidak diakui sebagai pewaris tahta.

Kekecewaan Cleopatra itu berubah menjadi kemarahan ketika dalam sebuah pawai dia dicemooh sebagai wanita simpanan, gundik atau pelacur. Padahal dia adalah seorang Ratu dan penguasa Mesir, sebuah negara yang sangat dihormati di wilayah timur. Rasa tidak hormat dari masyarakat Roma terhadap statusnya itu membuat Cleopatra akhirnya melakukan tindakan perlawanan. Dalam sebuah pesta besar, dan tanpa meminta persetujuan Caesar, Cleopatra kemudian mengumumkan secara resmi tentang keberadaan anak kandungnya, anak kandung Ceasar, pewaris tahta Roma. Hanya dengan cara inilah Cleopatra hendak mengangkat kembali derajad dan harga dirinya, bahwa dia adalah ibu dari pewaris tahta Roma. Atas fakta baru itu maka terkejutlah semua yang hadir, terutamaOctavius yang secara sah telah ditunjuk sebagai pengganti Ceasar. Begitu juga dengan Brutus.

Peristiwa itu membuat kelompok penentang Ceasar justru malah merasa mendapat senjata baru untuk segera menjatuhkannya. Kelompok republican yang menentang Caesar ini dimotori oleh Brutus dan Cassius. Kelompok ini menganggap bahwa kewenangan Ceasar telah melampaui batas. Ceasar sudah tidak lagi mau mendengar nasihat-nasehat dari Senat. Malah dia lebih sering mendengar omong kosong si pelacur Cleopatra. Menurut kelompok repubikan, Caesar telah berubah menjadi seorang Diktator. Bahkan kini Ceasar malah mengklaim dirinya sebagai Diktator Seumur Hidup. Menurut Caesar status itu merupakan hak atas prestasi-prestasinya selama ini, dan juga agar dia bisa membawa Romawi lebih bersinar lagi, yang sinarnya bahkan lebih terang dari matahari. Untuk mencapai tujuan itu Roma harus menaklukan Parthia.
 
Tapi untuk menaklukkan Parthia (Persia), kali ini Caesar meminta bantuan Cleopatra. Melalui persekutuan antara Roma dan Mesir penaklukan terhadap Parthia pasti akan berjalan dengan lebih mudah. Tapi bagi Cleopatra, kemenangan atas Parthia itu tidak akan merubah statusnya. Tetap saja bangsa Romawi akan menjulukinya sebagai pelacur, wanita simpanan, gundik. Oleh karena itu bukannya mendukung ambisi Caesar, Cleopatra malah menuntut haknya untuk menjadi istri yang sah terlebih dahulu, dengan maksud agar statusnya kelak akan berubah. Dan yang tak kalah penting bagi Cleopatra adalah agar anak kandungnya terlindungi jiwanya dari ancaman Octavius maupun Brutus.

Caesar jelas tak bisa memenuhi tuntutan Cleopatra itu. Sebab undang-undang melarang bangsa Romawi menikahi wanita dari bangsa lain, dengan tujuan agar kebesaran Romawi akan tetap menjadi milik bangsa Romawi. Maka perbedaan ambisi antara Caesar dan Cleopatra ini berakhir pahit. Cleopatra disuruhnya kembali ke Mesir, sedangkan Caesar sendiri akan membuktikan dirinya bahwa ia mampu menaklukan Parthia tanpa bantuan Cleopatra.

Sementara itu kedudukan Caesar sebagai Diktator Seumur Hidup membuat kebencian kelompok republican terhadap Caesar sudah mencapai puncaknya. Brutus dan Cassius kemudian membujuk Octavius bergabung untuk menjatuhkan Caesar. Tetapi Octavius menolak. Dia tidak mau menghianati Caesar. Sebab bagaimanapun juga Caesar adalah pamannya. Namun Octavius juga tidak menentang keinginan kelompok republican itu untuk menjatuhkan Caesar, karena menurutnya Caesar memang sudah mulai lemah hingga bisa kalah oleh wanita sundal seperti Cleopatra itu.

Maka pada waktu yang telah ditentukan, Caesar diundang ke ruang Senat, sedangkan Mark Anthony yang selama ini menjadi pendukung setia dan sekaligus tangan kanan Caesar di berbagai pertempuran, dialihkan perhatiannya untuk membahas masalah lain. Begitu masuk ke ruang Senat dan kemudian semua pintu ditutup rapat, Ceasar ditikam bertubi-tubi oleh para senator republican. Tak ketinggalan Brutus juga menikam Caesar dengan belati yang sudah dia persiapkan sebelumnya. Cesar berusaha minta tolong, namun tak seorangpun anggota republican yang hendak menolongnya. Kini semuanya telah terlambat. Caesar lalu jatuh tersungkur hingga menghembuskan nafas terakhirnya. Sang Penakluk itu akhirnya tewas dengan tubuh bersimbah darah.

* * *

Dalam upacara pembakaran mayat, Mark Anthony bersumpah akan menuntut balas atas kematian Ceasar. Maka perburuan terhadap para pembunuh Ceasar langsung dilancarkan. Mark Anthony mengejar Cassius hingga ke medan pertempuran. Begitu tertangkap, Mark Anthony menghormati Cassius yang mengambil keputusan untuk bunuh diri. Sementara Octavius berhasil menangkap Brutus dan kemudian memenggal kepalanya.  

Selanjutnya Octavius sebagai pewaris tahta Roma, kini berencana untuk melepaskan diri dari saingannya, yaitu anak kandung Caesar dari Cleopatra. Sebab jika dibiarkan, hal ini kelak akan menjadi ancaman serius bagi pemerintahannya. Untuk itulah Octavius kemudian mengirim intel-intelnya ke Mesir untuk mencari anak kandung Caesar itu dan sekaligus memerintahkan untuk membunuhnya.

Sementara itu untuk mengisi kekosongan kekuasaan sejak kematian Ceasar, dan juga untuk menghindari perang saudara, Senat mengundang Octavius dan  Mark Anthony untuk berbagi wilayah kekuasaan. Mark Anthony memilih wilayah timur termasuk Mesir, sedangkan Octavius wilayah barat (Gaul, Spanyol dan Afrika). Dengan demikian Mark Anthony bisa melindungi Mesir, termasuk Cleopatra beserta anak kandung almarhum Caesar. Kesepakatan ini disetujui kedua belah pihak. Namun Octavius masih meminta jaminan dari Mark Anthony agar keduanya kelak tidak akan saling menyerang. Yaitu dengan mengawinkan Mark Anthony dengan Octavius Minor, adik kandung Octavius. Melalui ikatan perkawianan ini maka pengaturan kekuasaan akan menjadi lebih mudah, karena keduanya menjadi memiliki kepentingan yang sama. Lagi pula Mark Anthony memang masih muda dan juga belum memiliki istri. Hal ini juga sudah sesuai dengan undang-undang Roma yang bertujuan untuk menjaga kelestarian dan kebesaran bangsa Romawi melalui ikatan perkawinan.

Dengan sangat terpaksa, Mark Anthony menyetujui syarat itu. Sebab walaupun selama ini dia telah menjalin hubungan asmara dengan Cleopatra, ia tetap menjunjung tinggi kebudayaan bangsanya. Karena bagaimanapun juga ia adalah warga negara Romawi.

Setelah semua urusan kenegaraan dan perkawainan selesai, Mark Anthonyberlayar menuju Mesir. Selama di Mesir hubungannya dengan Cleopatra semakin jauh. Mark Anthony ingin menikahi Cleopatra secara resmi. Ini berarti menentang keyakinan bangsa Romawi dalam hal polygami. RupanyaMark Anthony telah terpikat habis oleh pesona Cleopatra, sehingga ia akhirnya menikahi Cleopatra secara resmi di Antiokhia. Tidak hanya sampai di situ, mereka berdua bahkan mengklaim bahwa anak kandung Caesar dan Cleopatra, yang kemudian dijuluki Ceasarian, adalah pewaris tahta tidak hanya di Mesir tapi juga Roma.

Mendengar klaim itu, Octavius marah baesar dan kemudian mememinta persetujuan Senat untuk sekali lagi menundukkan Mesir. Permintaan ini disetujui Senat sehingga Octavius bersama pasukannya bisa berangkat ke Mesir. Setiba di Mesir perlawanan dilakukan oleh Mark Anthony dan dibantu oleh pasukan Cleopatra. Tetapi mereka kalah, karena disamping kemampuan militernya tak sehebat Caesar, pada dasarnya Mark Anthony juga tidak ingin melawan bangsanya sendiri. Hal ini membuat Cleopatra menjadi frustrasi. Ambisinya untuk menguasai dunia rupanya telah menemui jalan buntu.

Kemenangan itu membuat Octavius berada di atas angin. Ia kemudian meminta Cleopatra untuk bersedia di bawa ke Roma sebagai tawanan. Permintaan itu malah membuat Cleopatra tersinggung dan marah. Bukannya setuju, Cleopatra justru menuntut Octavius agar anaknya disahkan sebagai penguasa Mesir. Menurut Octavius tuntutan ini jelas tidak masuk akal, karena justru di situlah letak pokok permasalahannya. Bahwa Caesarian kelak akan mengancam pemerintahannya. Maka tuntutan Cleopatra itu pun langsung ditolaknya.

Kini posisi Cleopatra makin terjepit. Semuanya sudah menjadi arang. Walau begitu Cleopatra tidak mau menyerah begitu saja, apalagi menjadi tawanan Romawi. Sebab hal itu berarti akan merendahkan martabat bangsanya sendiri. Padahal Mesir adalah bangsa yang besar. Tak semudah itu dikalahkan. Oleh karena itu Cleopatra segera mengambil keputusan. Setelah yakin bahwa anaknya, Caesarian, akan selamat di bawah perlindungan pengawal pribadinya yang paling setia, Cleopatra segera memasuki kuil Dewi Isis. Di dalam kuil ini hidup Ratu Mesir yang bercita-cita besar itu pun berakhir tragis. Cleopatra meninggal di atas altar dengan pakaian lengkap sebagaimana layaknya Ratu Mesir. Ia meninggal dunia melalui upacara khusus berupa gigitan ular cobra. Hanya dengan cara itulah ia mempertahankan martabatnya sebagai penguasa Mesir yang tak hendak tunduk pada siapapun.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar